Sekarang aku menjalani hidup pisah ranjang dengan istriku, sejak dia menyeleweng dengan rekan bisnisnya. Aku membutuhkan kawan wanita, tapi tidak suka gantiganti atau jajan. One women at a time, lah. Hubungan kami berlangsung biasa saja, karena kami hanya bertemu satu atau dua kali sebulan, pada saat aku melakukan kunjungan kerja ke kota S. Rasanya senang punya saudara di tempat jauh.
Tapi, lama kelamaan senyumnya itu lho yang membuatku mabok kepayang. Ukuran tubuhnya yang relatif (tingginya hanya 155 cm) kecil pun merupakan impianku, karena aku juga tidak terlalu tinggi (167 cm). Hubungan kami sebenarnya mulai sebagai layaknya saudara, sampai suatu hari saya telpon dan menyatakan keinginan saya untuk berhubungan lebih serius.
Kapan Cici ke Jakarta? Aku udah pengin banget nih ketemu sama kamu. tanyaku ketika meneleponnya pada awal bulan yang lalu.Wah aku nggak bias bolos, kecuali kalau hanya untuk satu atau dua hari. Aku baru pulang nanti bulan Januari tahun depan. Jatah tiket aku untuk bulanbulan itu. jawabnya, Kecuali kalau ada yang mau kasih tiket pesawat, hehehe.Kesempatan nih, pikirku.Gimana kalau aku kirim tiket? Mau kan? Tanggal berapa? tanyaku penuh harap.Gimana kalau akhir minggu ini? Tapi jangan bilang sama orang rumah kalau aku bolos lho! pintanya mengingatkan.
Benar saja, pada hari Jumat sepulang kantor kujemput dia di Cengkareng. Wow.., beda sekali! Dia pakai celana jeans biru ketat, dengan kaos ketat menggantung, sehingga pusarnya kelihatan. Dan, ya ampuun.., dengan kaos yang ketat itu, terlihat dengan jelas betapa besar buah dadanya yang terlihat terlalu besar dibanding dengan badannya yang mungil. Kutaksir berukuran 36 lah.
Biasanya dia pakai baju agak longgar, jadi tidak begitu kelihatan. Batang penisku langsung bereaksi, tapi lalu kutenangtenangkan agar cepat kendor. Belum waktunya.Gimana Ci, kita makan dulu ya..?Kami langsung ke Plasa Senayan, makan sambil ngobrol di Spageti House. Setelah itu, kami langsung menuju di Horison Ancol untuk menikmati waktu berdua kami.
Setelah ngobrol panjang lebar, kulihat dia berjalan mendekati jendela yang menghadap ke laut. Kuanggap ini sebagai undangan dan lalu aku mendekati dan memeluknya dari belakang. Kurasakan buah dadanya menjadi lebih kencang dan dipejamkan matanya. Kuciumi lehernya dengan penuh gelora nafsu. Kulepas kaitan BHnya sehingga dengan leluasa dapat kuraba dan kuremas. Ooh besar sekali buah dada ini. Kubalik badannya, kuangkat kaos mininya dan kucium dan kulumat penuh gelora buah dada itu. Sepertinya ia baru pertama kali pacaran seperti ini.
Haarhh.. malu nich..! katanya, tanpa memintaku berhenti.Aku menjadi semakin berani. Celananya kubuka. Cici memberontak sedikit, tapi tidak terlalu berarti. Kulepas semua pakaiannya sehingga dia telanjang bulat, sementara diriku masih berpakaian. Putih mulus tubuhnya kunikmati, karena kami tidak mematikan lampu. Kucium seluruh tubuhnya yang berdiri tegak di depanku. Seperti cacing kepanasan, Cici menggeliat dan mengerang. Seluruh badannya merinding dan menggigil.
Ketika ciuman dan jilatanku sampai ke daerah kemaluannya, Cici mengerang hebat sambil meremasi rambutku.Hegh.. Harrch.. Enak sekali. Kaki saya lemes Harch.. tolong akhhu heh..! erangan yang terdengar sangat merangsang bagiku.Sekalisekali kuraba dan kuremas lembut buah dadanya yang menggunung itu, sangatlah seksi dan merengsang berahiku.Harch heehh please..! Aku lemas sekali nich.. auch..! lenguhnya semakin tinggi.
Aku segera mengangkatnya ke tempat tidur dan melanjutkan jilatanjilatanku di daerah surganya. Tidak terasa, sudah lebih dari 10 menit aku memberinya pengantar kenikmatan, seolah ia sudah sangat pengalaman. Sampai akhirnya, aku terkejut karena ia menjadi seperti kejang, meremas kepalaku dan menekannya ke vaginanya.
Harchh.. aku mau.. augh..! lenguhnya meninggi.Wow.., dia sudah orgasme. Ada sedikit cairan kental keluar dari vaginanya, hangat dan nikmat. Dalam keadaan terengahengah masih kujilat bibir vaginanya. Lenguhanlenguhannya seperti tidak mau berhenti. Terkulailah gadisku lunglai seperti tanpa daya. Kupeluk dan kucium bibirnya dengan mesra dan cinta. Aku sengaja menahan diri, untuk memberinya kesempatan lebih dulu.
Gimana Ci, enak..? tanyaku, Kamu pernah seperti ini sebelumnya..?Aku nggak tahu pasti bayanganmu tentang diriku, Har. Mungkin kamu menganggap aku perempuan murahan. Tapi sungguh, ini pertama kali aku merasakan kenikmatan yang tak terlukiskan. Biasanya, aku hanya masturbasi saja. Aku mau mempersembahkan keperawananku pada orang yang kucintai. jawabnya.Jadi kamu masih perawan..? tanyaku dengan heran.Ya, aku masih perawan. Dan aku akan mempersembahkannya untukmu. Aku sangat mencintaimu, Har.Jawaban ini membuat hatiku runtuh, sebab biasanya aku berpacaran dengan wanita wanita yang sudah tidak perawan.
Cici aku minta maaf, tapi sepertinya aku tidak sanggup melanjutkan. Aku belum mengatakan, gimana latar belakang dan keadaanku sebenarnya. keinginanku untuk menjelaskan dipotong Cici.Har, aku sudah tahu kok. Aku tanya sama temantemanmu di sana. Dan mereka memberi tahu apa adanya. Jadi, aku sudah tahu dan siap untuk menjadi madumu. jawabnya dengan centil sambil mencubitku.Yang bener nih..? tanyaku sambil tertawa, bahagia sekali rasanya.
Kutengok arlojiku, sudah jam 11 malam.Kamu nggak mau pulang nengok PapaMama Ci..?Kan sudah saya bilang, saya bolos dan kamu harus merahasiakannya, Oke..!
Dia membalikkan badannya sehingga menghadapku, kulonggarkan pelukanku dan dia seperti tersadar. Lho.., jadi kamu tuh masih berpakaian to..? Ya ampun, malu nih..! Payah kamu. Ayo dong, kamu juga buka baju..!Aku segera membuka baju. Cici memandang dengan penuh rasa ingin tahu. Tanpa sadar, burungku yang tegang sekali ternyata telah mengeluarkan cairan bening.
Har, burungmu besar sekali. Muat nggak ya..? tanyanya sambil memandangi penisku yang coklat kehitaman.Ukurannya sebenarnya tidak lah besar, tergolong kecil lah karena hanya sekitar 14 cm.Kok ada cairan beningnya sih..?Ya iya, aku kan juga merasakan kenikmatan dengan memberimu yang tadi itu.Har, kasih tahu dong gimana aku bisa memberimu kenikmatan seperti yang kurasakan tadi..! pintanya.Learning by doing aja ya. jawabku.
Kemut, jilat dan raba semuah.. Ci..! pintaku karena mulai menanjaklah kenikmatan itu.Karena sering kali tidak tahan, aku menggoyangkan pantatku. Sehingga, jilatan bagian bawah buah pelir seringkali salah ke daerah sekitar anus. Dia memejamkan mata, jadi dia tidak tahu, tapi aku dapat merasakan kenikmatannya.Oougghh.., enak sekali Ci..! erangku tiap kali daerah duburku terjilat.Pada awalnya aku memang tidak sengaja, tapi kemudian sesekali kupelesetkan karena nikmatnya. Aku belum pernah mengalami kenikmatan ini dari wanita mana pun.
Kenikmatan mulai memuncak dan aku meminta Cici untuk mengulum penisku, karena aku sudah mendekati puncak. Cici mengulum sambil menggerakkan kepalanya ke atasbawah dan kadang memutar. Dan sampailah puncak kenikmatan itu.Aauugghhrhh.. aku keluarhh..! erangku sambil meremas rambut Cici dan memegangnya erat agar tidak lepas.Cici terkejut karena semprotan spermaku yang kusemburkan air nikmat itu ke dalam mulutnya, yang membuatnya menelan sambil gelagapan.
Jam 12 malam sudah. Satu sama. Cici melihat ke penisku dan heran.Lho kok jadi kecil dan pendek. Tadi besar sekali sampai mulutku nggak muat..?Ya iya dong Sayang, kalau lagi bobok yang cuma 3 cm, tapi kalau bangun jadi tambah besar, hebat ya..!Trus kalau mau bikin besar lagi, caranya gimana..? Cici tanya sambil meremasremas penisku.Kalau mau agak lama, ya gitu, diremas, diraba. Kalau mau cepet ya dikemut lagi.
Dan tanpa diminta, Cici segera mengemut batang penisku, yang kemudian memang langsung membesar pada ukuran penuhnya. Aku tidak mau ketinggalan, kubalikkan badanku sehingga kami mempraktekkan posisi 69. Cici sepertinya menjadi bangkit gairah dan melenguhlenguh sambil mengulum batang penisku.
Setelah kami samasama penuh gelora dan napas kami telah tersengalsengal penuh kenikmatan, Cici bertanya, Gimana lanjutnya Har..?Kamu bener udah siap..? Kamu nggak nyesel nanti..? kutanya Cici karena aku sebenarnya mendua, ingin menjaganya sekaligus ingin menuntaskan hubungan asmara kami.Aku kan sudah bilang. Aku siap untuk mempersembahkan keperawananku buat kamu. Jadi mulailah, gimana..?
Mendengar jawaban ini, akal sehatku padam. Segera aku berlutut di antara selangkangannya. Kutempelkan batang penisku ke vaginanya. Menggesekkannya dan sedikit menekannya.Ouuch Har.., enak sekali..! Terusin Har..! Aahh..! lenguhnya mulai merasakan kenikmatan.
Cici, yang pertama ini agak sakit, tapi hanya sebentar. Kamu akan terbiasa dan mulai merasakan nikmatnya. Tahan ya..! sambil kutelungkupi badannya yang mungil itu.Kucium bibirnya dengan penuh nafsu dan kusedot kuatkuat. Kucium dan kugigitkecil puting susunya. Cici mendesah nikmat. Kucium lagi bibirnya kuatkuat. Dan ketika itulah kutekan batang penisku masuk ke liang senggamanya. Cici memelukku erat terhenyak. Pastilah dia menahan sakit.
Setelah batang penisku masuk sepenuhnya, kubiarkan ia di dalam, diam. Terus kucium bibirnya sambil kubuat kedutankedutan kecil di kemaluanku. Cici ternyata melakukan refleks yang sama. Otot vaginanya juga membuat kedutankedutan kecil, yang semakin lama terasa seperti tarikantarikan halus, menyedot batang penisku, seolah meminta lebih dalam. Aku mulai mengayunayun pelan dan mulai kurasakan ujung kamaluanku menyentuh liang rahimnya. Oooh nikmat sekali. Inilah alasanku, mengapa aku selalu lebih senang dengan wanita bertubuh mungil. Tubuh yang dapat memberiku kenikmatan lebih. (Tapi kalau adanya yang tinggi, ya nggak nolak, hehe..)
Ayunanku mulai lebih lancar dan berirama. Cici sepertinya sudah tidak sakit lagi. Atau barangkali kenikmatan ini telah mengalahkan rasa sakitnya.Gimana Sayang, enak..?Oouuh Har.., terusin..! Lebih keras.., lebih cepat.. hegh.. ooh.. Har nikmat sekali Sayang..!Cici, nanti aku semprotkan maniku di dalam atau di luar..?Terserah, apa pun yang membuat kita nikmath hegh..!Kalau nanti kamu hamil gimana..?Biarin, biarin, aauchh..!
Kami bicara sambil menggoyang badan kami. Dengan refleknya Cici mengimbangi setiap sodokan dan goyanganku. Kalau aku cepat, dia pun mempercepat. Kalau aku melambat, dia pun begitu. Sambil menggoyang, kulumat bibirnya, kusedot dan kugigitgigit kecil buah dadanya.
Belum lima menit kami mendayung lautan kenikmatan, Cici kelihatan mulai lebih liar. Goyangan pinggulnya menjadi lebih cepat dan tidak terkendali. Pelukannya menjadi lebih erat. Dan dia melenguh dengan hebat dan aku merasakan denyutandenyutan otot vaginanya. Ayunan batang kemaluanku kubuat menjadi lebih kuat tapi tetap pelan untuk memberikan kenikmatan yang lebih. Dua, satu.
Dan begitulah, Cici mulai melenguh kenikmatan, dia mulai mempercepat dayungan perahu mungilnya. Aku mengimbangi. Betapa nikmatnya. Dan rasa nikmat ini menjadi berlebihlebih lagi, karena aku memberikan kenikmatan pada gadisku yang mungil, cantik dan menggairahkan ini.Hhegh.. Har.. Har.. oh Sayang, aku mau sampai lagi..! Oooh cepat.. cepat.. lebih keras..! lenguhannya datang lagi bersamaan dengan urutanurutan lembut pada batang penisku.Aku menjadi semakin bernafsu. Cici mulai lemas. Benar benar lemas.
Walaupun sudah orgasme, batang kemaluanku masih tetap tegang penuh. Tidak seperti ini biasanya. Kami berpelukan, berciuman. Kuelus dan kukemut susunya yang besar menantang itu. Beberapa saat sampai akhirnya kami benarbenar terkulai lemas. Habis tenaga kami. Basah kuyup badan kami oleh peluh kenikmatan.
Kutengok TV yang masih menyala tanpa ditonton dan tanpa suara. Buletin Malam RCTI. Waahh, berati sudah jam satu lebih. Lama sekali kami bercinta penuh gairah, nafsu dan sayang. Cici merebahkan kepalanya di dadaku. Sesaat kemudian, kami ke kamar mandi bersamasama. Saling memandikan di bawah siraman air hangat yang membuat kami segar kembali. Kadang kami saling berpelukan sambil menggesekkan tubuh kami. Oohh.., nikmatnya dunia.
PERINGATAN !!! JAGALAH KESEHATAN ANDA JANGAN ASIK DI BUANG CALON CALON ANAK BERBAKAT UNTUK BANGSA INDONESIA INI !!
0 Komentar