Cerita Seks | Sex Singkat Yang Nikmat

Sabtu sore selepas pulang sekolah, aku dijemput pacarku. Pacarku ini sudah bekerja dan sabtu minggu dia libur. 

"Be, aku antar langsung pulang kerumah ya? Nanti malam, aku jemput lagi." Kata pacarku sedikit teriak karna kami sedang diatas motor yang melaju.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Hari ini dirumah lagi banyak tamu, kamu kan tau kalo adikku akan nikah." Jawabnya.
"Ok." Kataku singkat.

Malam hari itu, pacarku, sebut saja Satria menepati janjinya menjemputku.
Kami berkeliling kota, menikmati udara malam. Memang lebih menyenangkan main malam hari karna aku memang termasuk yang tidak terlalu suka sinar matahari. Ceritanya aku terobsesi menjadi drakula. Jadi, yaaa aku harus takut dong sama matahari.

Oke lanjut.
Malam semakin larut. Udara semakin dingin. 

"Be, sange." Kata Satria tiba-tiba.
"Mau ke hotel?" Tanyaku.
"Engga. Aku pingin lain dari yang lain." Jawabnya.
"Idih, apaan?" Tanyaku lagi.
"Kita cucus di taman yuk." Satria melontarkan ide gilanya.
"Tar ada yang ngintip." Kataku datar.
"Enggalah, dibelakang pohon maennya." Jawab Satria menggebu-gebu.
"Tar banyak semut." Kataku masih dengan suara datar.
"Ah kamu ini, di ajak enak susah banget sih." Satria mulai kesal dengan penolakan-penolakanku.

Tanpa basa-basi lagi, Satria membelokkan motornya kearah taman yang mrmang terkenal sepi, maklum rumahku bukan di perkotaan. Jadi baru jam 11 malampun sudah sunyi, sepi, senyap.

Satria memarkirkan motornya depan jalan. Lalu dia turun dari motornya. Menarik lenganku menuju sebuah bangku yang terhalang oleh satu pohon yang lumayan besar. Setengah dari bangku itu tertutup oleh pohon.

Dia duduk. Dan tiba-tiba dia memangku ku.

"Duduk di atas pahaku saja. Biar kontol aku nya ga kedinginan." Kata nya.
"Oke." Jawabku singkat.

Satria memelukku dari belakang saat aku duduk dipangkuannya. Tangannya mulai jahil dengan menyusup pada pakaianku dari bawah dan langsung memainkan toketku.
Iya, langsung memainkannya. Secara aku memang jarang memakai BRA. Kadang risih dan memang ga nyaman. Terserah sih apa kata orang, ada yang bilang nanti toketnya ga sekeul, ga bulet, ga indah, dan turun. Aku sih cuex aja, selama aku nyaman.

Satria terus memencet-mencet lembut putingku yang sudah mengeras. Terasa ada tonjolan didekat pahaku. 

Sepertinya itu kontol Satria yang sudah menegang.
Tanpa basa basi, Satria menyuruhku berdiri dan dia melorotkan celanaku sampai setengah pahaku.
Dia lalu mengeluarkan kontol ukuran standar Indo nya dari celana dalamnya. Dengan terburu-buru, Satria menyuruh aku mendudukinya lagi, tapi kali ini dengan kontolnya yang masuk ke dalam lubang memekku.

Hmmmm,,, rasanya ga karuan. Ada enaknya, dan ada rasa khawatirnya. Bagaimana kalau ketauan orang? Atau polisi yang lagi patroli?
Tapi tetap saja semua rasa khawatir itu, kalah dengan rasa kenikmatan.

"Ugh, Yank... Dalem lagiiiiiiii..." Desahku pelan.
"I,l.. iya, sayang." Jawab Satria.
"Uhh, yank, teken yankkkkk..." Lanjut Satria, dibarengi dengan gerakan tangannya yang memegang pinggulku dari blakang dan menekankan pantatku untuk lebih membuat kontolnya makin masuk kedalam memekku.

"Aw, sakit sayang." Kataku, karna tekanan tangannya di pinggulku trasa agak kasar.
"Maa, maaf say..aangg.. aaghhh, huh..." Jawab Satria agak terbata-bata karna kenikmatan.
"Yank, cepetan ahhhhh, tar ada orang.. Oughhhh Yank, aah.." Pintaku. Karna aku benar-benar mulai sangat amat khawatir. 

Kalau ke grebeg, ntar aku dinikahkan dong. Sdangkan aku belum mau menikah.

Rasa khawatir yang besar, malah membuat rasa nikmatnya kontol Satria menggesek memekku makin terasa lebih nikmat.

"Yaankkkk, yaa...nkk... Aku, ahh.. akk..akuu keluarr yaaaaaaaaa..." Teriakku kecil dibarengi desahan kenikmatan.

Satria dengan sedikit kasar mendorongku sampai aku terjatuh dan menungging diatas rerumputan. Kontolnya yang terlepas sejenak dari memekku, langsung dia masukkan lagi dengan kasar.

"Ahhhhhh, sial! Sakit gila!" Teriakku tak kontrol.
Satria mulai gak peduli dengan suaraku dan dengan keadaan disekeliling. Dia terus saja menggenjotku dengan kasar. Dan bernafas dengan memburu.

Aku hanya bisa menggigit bibir agar tidak mengeluarkan desahan atau teriakan yang kencang.

"Ahh, aahhhh hahhhhaahahaaaa Beeee..." Teriaknya pelan tertahan.

Dia keluar. Spermanya masuk didalam memekku.

Aku lalu dengan terburu-buru bangkit dan meloncat kecil. Sial, malah dikluarin di dalam. Bathin ku.

"Heh, kurang ajar, malah didalem." Sewotku.

Satria hanya tersenyum-senyum.

Wajahnya terlihat sangat menyebalkan saat itu.

Kamipun membereskan pakaian kami. Dan keluar dari taman itu. Menuju rumahku. Ya. Aku minta pulang. Gatal, main di rerumputan.

Posting Komentar

0 Komentar